02 Maret 2008

Sakramen Perjamuan.

Matius 26 : 29

Jika kita perhatikan, perjamuan malam sesaat sebelum Yesus ditangkap, menjadi kenangan terakhir Yesus dengan para murid. Di saat yang terakhir dengan kenangan yang tak terulang lagi bersama Yesus itu, telah diletakkan dasar bagi pemeliharaan keimanan. Perjamuan itu kini bagi gereja menjadi tempat di mana gereja mengingat dan mempersekutukan dirinya dengan tubuh dan darah Kristus. Perjamuan kudus menjadi undangan sukacita Kristus bagi jemaat-Nya. Perjamuan ini mendekatkan jemaat pada dimensi pemeliharaan iman. Sebagai pemeliharaan iman (dalam Pokok-pokok Ajaran GKJ) Perjamuan Kudus/Sakramen Perjamuan dikandung maksud:

  1. Roti dan anggur sebagai lambag tubuh dan darah Tuhan Yesus menunjuk dan mengingatkan bahwa penyaliban dan kematian Tuhan Yesus adalah dasar penyelamatan bagi manusia.
  2. Sakramen Perjamuan menunjuk dan mengingatkan bahwa orang-orang percaya merupakan keluarga Allah.
  3. Sakramen Perjamuan menunjuk dan mengingatkan ke perjamuan yang sempurna di sorga sebagai kesempurnaan keselamatan.
  4. Sakramen Perjamuan menunjuk dan mengingatkan pemberitaan tentang kematian Tuhan Yesus sampai Ia datang.

Mengingat pentingnya Sakramen itu, maka wajib bagi kita semua dengan sikap takut dan hormat, pakering, dalam menerima dan memperlakukannya. Kesukacitaan itu kini ditawarkan oleh Tuhan dan dengan kerendah hati manusia yang menyambutnya. Agar dengan demikian iman kita disegarkan dan kehidupan kita semakin dibangun.

Pdt. Tanto Kristiono.

Tidak ada komentar: