16 Desember 2007

SELAMAT MEMPERSIAPKAN HATI UNTUK MENYAMBUT SANG JURUSELAMAT . MATIUS 2:9-12


Kemiskinan tidak menjadi hambatan dalam merayakan Natal. Setidaknya demikianlah yang dirasakan oleh keluarga Misnan (70) yang tinggal di Jatihandap, Bandung. Mereka tetap merayakan Natal dalam suasana meriah meskipun secara finansial tergolong masyarakat tidak mampu. Menurut Misnan dan istrinya, adalah hal yang salah jika menganggap Natal identik dengan hura-hura. Justru Natal adalah momen untuk mengingat kasih Allah. Meskipun Natal tanpa pakaian baru dan makanan mewah ataupun hal lain yang sifatnya dunia, Natal tahun ini tetap bermakna mulia bagi kehidupan Misnan dan keluarga. "Tuhan tidak melihat kaya atau miskinnya kita, tetapi hati kita," kata istri Misnan. Karena itu, kata Misnan, dia dan keluarga senantiasa bersyukur atas karunia dan kebaikan Tuhan selama ini. Misnan percaya bahwa kebahagiaan yang sejati itu adalah Tuhan itu sendiri. Karena itu, tidak perlu mencari jauh-jauh karena Tuhan selalu ada di dekat kita. Tuhan begitu sayang kepada kita sehingga saat kita lupa pada-Nya. (Harian Pikiran Rakyat, 24 Desember 2006)

Jika tahun lalu keluarga Misnan mampu melihat inti Natal seperti di atas, saya yakin tahun ini pun ia tetap akan berkata bahwa natal bukan masalah apa yang dimiliki secara materi tetapi lebih kepada masalah bagaimana hati merayakannya dengan bersih dan sukacita.

Orang-orang Majus, dalam Matius 2:9-12, menemukan sukacita yang sejati dalam perjumpaannya dengan Bayi Yesus Kristus. Hati yang sukacita itu mendorong mereka untuk memberikan persembahan yang terbaik dalam bentuk emas, kemenyan dan mur.

Pertama-tama, jangan melihat persembahan orang-orang Majus ini dalam pola pikir materi, tetapi lihatlah bahwa emas, kemenyan dan mur adalah hal yang terbaik yang mereka miliki saat itu. Jadi natal yang membawa sukacita mendorong kita untuk memberikan persembahan yang terbaik kepada dalam menyambut Dia.

Dan persembahan itu bukanlah materi, pesta pora dan kemewahan. Melainkan hati yang bersih dan hidup yang membawa damai sejahtera, kasih dan kepedulian.

Oleh : Pdt. Wahyu Nugroho, S.Si,MA