Nats : ayat 5
“….. dan akhirnya mereka hidup berbahagia untuk selamanya” demikian kalimat yang biasanya dipakai untuk menutup sebuah kisah di dalam dongeng Cinderella, Putri Salju, dsb. Saudara, kalau kita mengamati kehidupan manusia terlebih saat – saat ini, banyaklah yang dapat mengalami kebahagiaan seperti yang ada dalam dongeng – dongeng ini ? Jawabnya tentu sedikit sekali orang yang dapat mengalami kebahagiaan seperti yang ada di dalam dongeng – dongeng tersebut, namanya juga dongeng. Terlebih di saat – saat sulit seperti sekarang ini. Biaya hidup sehari – hari semakin meningkat, sedangkan pendapatan sulit bertambah.
Dalam situasi seperti ini ada dua kelompok manusia : kelompok yang pertama, adalah kelompok orang yang menyikapi situasi ini dengan cara bekerja keras, membanting tulang, tidak mengenal waktu terus bekerja dan bekerja. Tetapi juga ada kelompok yang kedua, orang – orang yang takut hidup menderita, takut capek kalau bekerja keras. Maunya hidup santai, enak tapi punya uang banyak. Kebanyakan orang – orang ini kemudian lebih sering mengambil jalan – jalan pintas menuju kesuksesan duniawi.
Dalam perikop yang kita baca tadi kita juga membaca sebuah kisah tentang para nelayan di pantai Genesaret, yang juga mengalami situasi yang sulit. Bekerja semalam suntuk tanpa hasil. Tetapi ada satu hal yang menarik perhatian kita dari kisah ini, ketika dalam kondisi lelah dan suntuk, Simon ( yang pada saat itu masih menjadi seorang nelayan ) bersedia untuk menyiapkan perahunya bagi Yesus yang akan mengajar orang banyak. Melalui hal itu Simon dipakai menjadi saluran berkat bagi orang banyak yang membutuhkan pengajaran Yesus. Simon tidak mengeluh atau berharap untuk mendapat imbalan apapun dari Yesus.
Akan tetapi Yesus mengerti kesulitan yang saat itu dihadapi oleh Simon, maka Ia memberikan perintah kepada Simon untuk kembali bertolak ke tengah danau, jangan menyerah. Jawaban Simon di ayat 5 menjadi tanda bukti kepercayaan dan ketaatan Simon kepada kuasa Yesus. Iman dan ketaatan Simon ini tidak sia – sia.
Dalam situasi yang berat dan sulit seperti saat ini, mari belajar dan meneladan kepada Simon Petrus, yang rela dipakai oleh Tuhan untuk menyatakan kehendakNya. Taat dan setia kepada Tuhan. Ketaatan dan kesetiaan yang berangkat dari iman yang kuat akan kasih dan kuasa Tuhan Yesus. Percayalah ketaatan kita kepada Tuhan akan mendatangkan berkat – berkatNya di dalam kehidupan kita.
Tuhan memberkati, Amin.
Oleh : Pdt. Nike Lukitasari Ariwidodo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar