13 April 2008

“ ESTER SI PEMBERANI”

Bacaan : Ester 4 : 15 – 17

Orang yang sering merasa takut ini sebelum melakukan sesuatu, bisa dipastikan bahwa ia belum banyak melakukan hal – hal berharga di dalam hidupnya. Karena memang rasa takut yang terlampau menguasai seseorang, akan menghambat orang tersebut untuk menjadi berarti bagi diri sendiri, keluarga, gereja dan masyarakat.

Ketakutan yang berlebihan akan membatasi ruang gerak kita. Dan bagi orang percaya rasa takut juga sering kali membuat kita tidak dapat melakukan apa yang dikehendaki oleh Tuhan Allah kita.

Tokoh yang akan kita soroti saat ini adalah Ester. Ester adalah seorang Yahudi ( namanya dalam Bahasa Ibrani Hadasa ). Ia adalah seorang yatim piatu dan sejak kecil ia telah diasuh oleh pamannya yang bernama Mordekhai. Mordekhai dan Ester adalah generasi orang Israel yang hidup di pembuangan. Karena keelokan parasnya Ester dipilih oleh Raja Ahasyweros untuk menjadi permaisurinya. Raja Ahasyweros memiliki seorang penasehat, tangan kanannya yaitu Haman. Akan tetapi Haman sangat membenci orang Yahudi. Ia mempunyai niat untuk memusnahkan orang Yahudi. Pada situasi yang genting inilah Ester mengambil perannya untuk menyelamatkan bangsanya. Ia mengambil resiko, meskipun nyawanya yang dipertaruhkan.

Keberanian Ester bukanlah keberanian yang asal berani akan tetapi keberanian yang didasarkan akan pengenalan dan kepercayaannya kepada Tuhan Allahnya. Karena dalam ayat yang kita baca tadi, Ester mengajak seluruh bangsa Yahudi untuk melakukan doa dan puasa untuk memohon kasih dan pertolongan Tuhan. Ester berani untuk maju dan berjuang bagi bangsanya karena ia mengasihi bangsanya. Posisinya pada saat itu tidak dia pakai hanya untuk menyelamatkan dirinya sendiri saja, tetapi kedudukan dan posisinya pada saat itu ia pakai untuk menyelamatkan bangsanya.

Kisah keberanian Ester ini memberi satu teladan bagi kita pada saat ini, ketika banyak orang dikuasai oleh rasa takut akan kesulitan – kesulitan hidup, yang pada akhirnya membawa mereka sibuk memikirkan diri sendiri, dan membangun benteng – benteng perlindungan bagi kenyamanan mereka sendiri. Orang percaya dan gereja dipanggil memiliki keberanian untuk terus menerus menebar kasih meskipun kerap kali harus melalui banyak pengorbanan. Amin.

Oleh : Pdt. Nike Lukitasari Ariwidodo


1 komentar:

Pak Pudjo mengatakan...

Renungan yang bagus dan menguatkan.
Kontemplasikan semangat Ester dalam menghadapi berbagai keadaan hidup ini dan jangan lupa untuk TETAP MEMINTA PERTOLONGAN DARI TUHAN YESUS JURU SELAMAT SEJATI.
Soli Deo Gloria.

Salam hangat,
Pak Pudjo & Keluarga